Ponpes Binaul Ummah, Cetak Teknokrat dan Birokrat Islami Unggul
Indonesia membutuhkan pemimpin yang mampu mengelola bangsa dan melayani
masyarakat dengan baik dan amanah. Karenanya, sebagai umat Islam, harus
mempersiapkan anak-anak mereka sejak dini agar mampu menjadi teknokrat
dan birokrat yang menjadi pemimpin bangsa dan pelayan masyarakat di masa
depan.
Untuk mewujudkan cita-cita itu, hadir Pondok Pesantren Binaul Ummah Kuningan. Ponpes ini berlokasi di Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan. Dengan menyelenggarakan pendidikan mulai dari tingkat Raudlatul Athfal (RA), SMP, dan SMA, Binaul Ummah Kuningan siap untuk mencetak calon teknokrat dan birokrat Islam yang mumpuni.
“Program pendidikan di Pondok Pesantren Binaul Ummah Kuningan memadukan antara model pesantren salaf dan modern, yang berbasis dakwah dan tarbiyah,” ujar Ketua Yayasan Pondok Pesantren Binaul Ummah Kuningan, Rohidin M.M.Pd, didampingi Mudir (Pimpinan Pondok Pesantren) KH Ahmad Taufik Lc, melalui Sekretaris Yayasan, Dani Fauzi, kepada Republika.
Dalam kesehariannya, para santri akan menempuh pendidikan formal di SMP dan SMA yang berada di kompleks pesantren. Sementara untuk kurikulum yang diselenggarakan, yakni kurikulum Kemendikbud dengan muatan Islamisasi dan sosial. Selain itu, adapula kurikulum pondok pesantren bahasa Arab, Inggris, Indonesia dan digital yang aplikatif.
Para santri pun akan menerima kurikulum khusus pesantren dengan orientasi pemenuhan muwashofaat (karakter) calon teknokrat dan birokrat yang nyantri dan dai. Ditambah lagi, kurikulum khusus peran teknokrat dengan orientasi muwashofaat (karakter) sebagai juru dakwah/dai dan kurikulum keterampilan bagi calon birokrat masa depan.
Santri juga diharuskan mengikuti kegiatan tahsin tahfidz Alquran. Setiap bulan, absensi kegiatan tersebut bahkan dilaporkan kepada orang tua masing-masing santri sebagai bahan kontrol terhadap putra putrinya.
“Santri di Pondok Pesantren Binaul Ummah Kuningan dididik untuk memiliki karakter utama santri, yakni ibadah, tilawah, bisathoh (bersahaja), indhibat (disiplin), terampil, kreatif, inovatif dan akhlaqul karimah,” tegas Dani.
Karena itu, untuk mendukung proses pendidikan, Pondok Pesantren Binaul Ummah Kuningan pun dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana. Seperti gedung sekolah yang representatif, gedung asrama dengan satu kamar dihuni empat orang santri, masjid, laboratorium IPA, laboratorium komputer, laboratorium bahasa, perpustakaan, gedung serbaguna, lapangan olahraga, koperasi, dan kantin.
Para santri juga dibimbing oleh para asatidzah yang mumpuni di bidangnya masing-masing. Para //asatidzah// itu juga merupakan alumni universitas terkemuka di Indonesia maupun Timur Tengah.
Saat ini, jumlah santri di Pondok Pesantren Binaul Ummah Kuningan mencapai lebih dari 650 orang. Sejak 5 Januari 2016, pesantren tersebut membuka pendaftaran santri baru untuk tingkat SMP dan SMA. dilansir dari Republika.co.id
Dani menambahkan, Pondok Pesantren Binaul Ummah Kuningan juga memiliki moto ‘Santri Goes to Campus’. Diharapkan, para lulusan pesantren bisa memasuki jenjang pendidikan tinggi dan masuk ke beberapa universitas favorit di Indonesia. Seperti UI, ITB, Unpad, IPB, UGM, Akademi Militer dan Kepolisian serta perguruan tinggi di luar negeri.
“(Santri melanjutkan pendidikan tinggi) dengan berbekal pemahaman Islam yang baik dan benar sehingga mereka menjadi murrobi kampus. Selain itu, menjadi calon teknokrat serta birokrat Islami dan berjiwa dakwah pada masa mendatang,’’ kata Dani.
Untuk kegiatan ‘Santri Goes to Campus’, di antaranya dilaksanakan pada 15 – 18 November 2015. Dalam kegiatan itu, para santri mengunjungi sejumlah universitas, yakni UGM, UIN Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan Universitas Pembangunan Nasional.
Dengan adanya kegiatan ‘Santri Goes to Campus’, diharapkan bisa memberikan gambaran lebih nyata tentang dunia kampus sebagai bekal santri setelah lulus. Wawasan santri mengenai dunia kampus yang sesungguhnya pun bisa lebih mendalam.
Para santri juga bisa memperoleh informasi yang tepat mengenai berbagai jurusan yang ada di universitas dan jalur masuk universitas. Selain itu, mereka bisa memperoleh gambaran beasiswa yang ada di universitas.
Untuk mewujudkan cita-cita itu, hadir Pondok Pesantren Binaul Ummah Kuningan. Ponpes ini berlokasi di Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan. Dengan menyelenggarakan pendidikan mulai dari tingkat Raudlatul Athfal (RA), SMP, dan SMA, Binaul Ummah Kuningan siap untuk mencetak calon teknokrat dan birokrat Islam yang mumpuni.
“Program pendidikan di Pondok Pesantren Binaul Ummah Kuningan memadukan antara model pesantren salaf dan modern, yang berbasis dakwah dan tarbiyah,” ujar Ketua Yayasan Pondok Pesantren Binaul Ummah Kuningan, Rohidin M.M.Pd, didampingi Mudir (Pimpinan Pondok Pesantren) KH Ahmad Taufik Lc, melalui Sekretaris Yayasan, Dani Fauzi, kepada Republika.
Dalam kesehariannya, para santri akan menempuh pendidikan formal di SMP dan SMA yang berada di kompleks pesantren. Sementara untuk kurikulum yang diselenggarakan, yakni kurikulum Kemendikbud dengan muatan Islamisasi dan sosial. Selain itu, adapula kurikulum pondok pesantren bahasa Arab, Inggris, Indonesia dan digital yang aplikatif.
Para santri pun akan menerima kurikulum khusus pesantren dengan orientasi pemenuhan muwashofaat (karakter) calon teknokrat dan birokrat yang nyantri dan dai. Ditambah lagi, kurikulum khusus peran teknokrat dengan orientasi muwashofaat (karakter) sebagai juru dakwah/dai dan kurikulum keterampilan bagi calon birokrat masa depan.
Santri juga diharuskan mengikuti kegiatan tahsin tahfidz Alquran. Setiap bulan, absensi kegiatan tersebut bahkan dilaporkan kepada orang tua masing-masing santri sebagai bahan kontrol terhadap putra putrinya.
“Santri di Pondok Pesantren Binaul Ummah Kuningan dididik untuk memiliki karakter utama santri, yakni ibadah, tilawah, bisathoh (bersahaja), indhibat (disiplin), terampil, kreatif, inovatif dan akhlaqul karimah,” tegas Dani.
Karena itu, untuk mendukung proses pendidikan, Pondok Pesantren Binaul Ummah Kuningan pun dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana. Seperti gedung sekolah yang representatif, gedung asrama dengan satu kamar dihuni empat orang santri, masjid, laboratorium IPA, laboratorium komputer, laboratorium bahasa, perpustakaan, gedung serbaguna, lapangan olahraga, koperasi, dan kantin.
Para santri juga dibimbing oleh para asatidzah yang mumpuni di bidangnya masing-masing. Para //asatidzah// itu juga merupakan alumni universitas terkemuka di Indonesia maupun Timur Tengah.
Saat ini, jumlah santri di Pondok Pesantren Binaul Ummah Kuningan mencapai lebih dari 650 orang. Sejak 5 Januari 2016, pesantren tersebut membuka pendaftaran santri baru untuk tingkat SMP dan SMA. dilansir dari Republika.co.id
Dani menambahkan, Pondok Pesantren Binaul Ummah Kuningan juga memiliki moto ‘Santri Goes to Campus’. Diharapkan, para lulusan pesantren bisa memasuki jenjang pendidikan tinggi dan masuk ke beberapa universitas favorit di Indonesia. Seperti UI, ITB, Unpad, IPB, UGM, Akademi Militer dan Kepolisian serta perguruan tinggi di luar negeri.
“(Santri melanjutkan pendidikan tinggi) dengan berbekal pemahaman Islam yang baik dan benar sehingga mereka menjadi murrobi kampus. Selain itu, menjadi calon teknokrat serta birokrat Islami dan berjiwa dakwah pada masa mendatang,’’ kata Dani.
Untuk kegiatan ‘Santri Goes to Campus’, di antaranya dilaksanakan pada 15 – 18 November 2015. Dalam kegiatan itu, para santri mengunjungi sejumlah universitas, yakni UGM, UIN Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan Universitas Pembangunan Nasional.
Dengan adanya kegiatan ‘Santri Goes to Campus’, diharapkan bisa memberikan gambaran lebih nyata tentang dunia kampus sebagai bekal santri setelah lulus. Wawasan santri mengenai dunia kampus yang sesungguhnya pun bisa lebih mendalam.
Para santri juga bisa memperoleh informasi yang tepat mengenai berbagai jurusan yang ada di universitas dan jalur masuk universitas. Selain itu, mereka bisa memperoleh gambaran beasiswa yang ada di universitas.
0 komentar: