Ikhlas
Jama’ah Rahimakumullah.
Sesungguhnya, manusia, siapapun dia akan celaka jika tidak beramal dengan niat yang tulus dan hati yang ikhlas. Karena ikhlas adalah syarat mutlak diterimanya sebuah amal. Betapa banyak ayat dan hadits yang menjelaskan akan pentingnya niat yang benar dan mencela orang yang salah niatnya. Allah SWT. berfirman
وَقَدِمْنَا إَلٰى مَا عَمِلُوْا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَآءً مَّنْثُوْرًا (الفرقان: 23)
“Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan”. (QS. al-Furqan/25 : 23)
Jama’ah Shalat Isya’ dan Tarawih Rahimakumullah!!!
Para Imam terdahulu, seperti Imam Syafi’i, Ahmad bin Hambal, Ibnu Madini dan yang lainnya telah bersepakat bahwa niat adalah sepertiga dari ilmu. Imam Baihaqi memberikan suatu alasan tentang niat yang termasuk sepertiga dari ilmu itu karena perbuatan manusia, senantiasa berhubungan dengan tiga unsur, yaitu:
1. Hati
2. Lisan
3. Anggota badan
Para Imam terdahulu, seperti Imam Syafi’i, Ahmad bin Hambal, Ibnu Madini dan yang lainnya telah bersepakat bahwa niat adalah sepertiga dari ilmu. Imam Baihaqi memberikan suatu alasan tentang niat yang termasuk sepertiga dari ilmu itu karena perbuatan manusia, senantiasa berhubungan dengan tiga unsur, yaitu:
1. Hati
2. Lisan
3. Anggota badan
Diantara tiga hal tersebut, niat adalah satu yang terpenting. Bahkan terkadang niat merupakan ibadah tersendiri dan ibadah yang lain mengikut padanya. Maka dapat dikatakan bahwa niat seorang mukmin itu lebih baik dari amalnya.
Jama’ah Shalat Isya’ dan Tarawih Rahimakumullah.
Ikhlas sendiri secara lughawi atau bahasa bermakna murni, sedangkan dalam pengertian syari’at, ikhlas berarti:
Jama’ah Shalat Isya’ dan Tarawih Rahimakumullah.
Ikhlas sendiri secara lughawi atau bahasa bermakna murni, sedangkan dalam pengertian syari’at, ikhlas berarti:
1. Memurnikan tujuan hanya kepada Allah dalam setiap bentuk ketaatan;
2. Amalan hati yang diperuntukkan hanya kepada Allah semata bukan untuk yang lain;
3. Melepaskan diri dari pandangan manusia (makhluk) dan senantiasa memandang Allah (khalik);
4. Memurnikan maksud dan tujuan untuk taqarrub (memnekatkan diri) kepada Allah SWT.
2. Amalan hati yang diperuntukkan hanya kepada Allah semata bukan untuk yang lain;
3. Melepaskan diri dari pandangan manusia (makhluk) dan senantiasa memandang Allah (khalik);
4. Memurnikan maksud dan tujuan untuk taqarrub (memnekatkan diri) kepada Allah SWT.
Adapun dalam al-Quran sendiri, Allah menjelaskan:
وَمَآ اُمِرُوْا إلَّا لِيَعْبُدُوا اللهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ حُنَفَآءَ وَيُقِيْمُوْا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوْا الزَّكَاةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِ
وَمَآ اُمِرُوْا إلَّا لِيَعْبُدُوا اللهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ حُنَفَآءَ وَيُقِيْمُوْا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوْا الزَّكَاةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِ
“Padahal, mereka tidak diperintahkan kecuali supaya menyembah kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan (supaya) mendirikan salat, dan menunaikan zakat. Yang demikian itulah agama yang lurus”. (QS. al-Bayyinah: 5)
Dalam sebuah hadits dari Abi Hurairah RA., Nabi SAW bersabda :
إِنَّ اللهَ لَا يَنْظُرُ إَلٰى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلٰكِنْ يَنْظُرُ إِلٰى قُلُوْبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ (رواه مسلم)
Dalam sebuah hadits dari Abi Hurairah RA., Nabi SAW bersabda :
إِنَّ اللهَ لَا يَنْظُرُ إَلٰى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلٰكِنْ يَنْظُرُ إِلٰى قُلُوْبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ (رواه مسلم)
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk dan harta kalian, akan tetapi Allah akan melihat hati dan amal kalian”. (QS. al-Bayyinah: 5)
Jama’ah Rahimakumullah!!!
Ikhlas adalah syarat diterimanya amal. Sesungguhnya Allah tidak akan menerima suatu amalan kecuali hanya iklas kepada-Nya, bukankah kita pun tidak bisa menerima sesuatu jika memang sesuatu itu tidak ditujukan untuk kita?
Ikhlas adalah syarat diterimanya amal. Sesungguhnya Allah tidak akan menerima suatu amalan kecuali hanya iklas kepada-Nya, bukankah kita pun tidak bisa menerima sesuatu jika memang sesuatu itu tidak ditujukan untuk kita?
Dan barangsiapa yang ikhlas niatnya dalam suatu kebenaran maka Allah akan mencukupkan antara ia dan manusia. Dan barangsiapa yang memamerkan kebaikannya karena riya’, maka Allah SWT. akan memamerkan keburukannya.
Jama’ah Shalat Isya’ dan Tarawih Rahimakumullah!!!
Demikianlah pentingnya niat yang benar dalam segala amal ibadah kita, dan bahayanya amal jika tidak dilandasi keikhlasan karena Allah.
Sebagai renungan akhir bagi kita, Ibnu ‘Uyaynah berkata: “ apabila yang tersembunyi sesuai dengan yang nampak, maka itu adalah keadilan, sedangkan apabila yang tersembunyi itu lebih baik dari pada yang nampak, maka itu adalah keutamaan, dan apabila yang nampak lebih baik dari pada yang tersembunyi, maka itu adalah kedurhakaan”
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَآئِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Wassalamu’alaikum Warahmatullohi Wabarokatuh.
Sebagai renungan akhir bagi kita, Ibnu ‘Uyaynah berkata: “ apabila yang tersembunyi sesuai dengan yang nampak, maka itu adalah keadilan, sedangkan apabila yang tersembunyi itu lebih baik dari pada yang nampak, maka itu adalah keutamaan, dan apabila yang nampak lebih baik dari pada yang tersembunyi, maka itu adalah kedurhakaan”
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَآئِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Wassalamu’alaikum Warahmatullohi Wabarokatuh.
0 komentar: