Sedekah Terbaik Seorang Pedagang Nasi.
Sedekah terbaik yang dilakukan Seorang pedagang nasi bernama Imam Syafi'i di Surabaya yang
biasanya mendapat untung hanya rata-rata Rp 10.000 setiap hari. Suatu hari, di bulan Januari 2007, setelah mendengarkan tausiyah dari seoraqng ustadz tentang keutamaan sedekah, dia dan istriya tergerak hati untuk menyedekahkan seluruh uang tabungan yang mereka miliki, yaitu hanya Rp 1 juta.
Uang tersebut rencananya akan digunakan untuk membayar kontrakan rumah, rekening listrik, biAya sekolah anaknya dan lain-lainnya. Akan tetapi akhirnya dengan penuh keyakinan mereka menyedekahkan seluruh uang tersebut. Uang yang bagi mereka sangat besar dan
sangat berarti karena menyangkut kepastian hidup bernaung dan sekolah anak-anaknya juga.
Satu minggu berlalu, tidak ada jawaban apa-apa terhadap sedekah yang mereka keluarkan. Dua bulan
kemudian, mereka mulai goyah dengan keyakinannya tentang sedekah. Sebab uang tersebut
merupakan cadangan satu-satunya yang mereka punyai untuk berbagai keperluan rumah tangganya.
Istrinya sempat ingin meminjam uang kepada tetangga, namun suaminya melarangnya."Kalaupun kita
diusir dari rumah kontrakan gara-gara sedekah, mengapa kita tidak mengadu kepada Alloh bu?."Begitu kata suaminya. Benar saja, tidak berapa lama kemudian, pedagang nasi itu ditunjuk sebagai Koordinator catering korban lumpur Lapindo. Setiap hari dia mendapat order Rp 30 juta. Apabila mengambil untung 5 % saja, dalam dua bulan mereka sudah mendapat untung Rp 90
juta.! "Sejak saat itulah kami merasa rejeki kami terus mengalitr. Kami yakin ini juga
berkat doa santri-santri Al Qur'an yang turut kami santuni," kata Imam Syafi'i. Bulan Nopember 2007,
pedagang nasi itu telah menandatangani kontrak Rp 20 Milyar yakni untuk menyediakan catering dari
Group Bakrie. Kini dalam waktu setahun mereka telah berkembang menjadi tiga perusahaan yaitu PT.Diana (catering), PT.Kurnia (perusahaan lata catering) dan PT.Prakoso (supplier produksi
catering). Usaha catering mereka bahkan ditabelkan sebagai terbesar kedua di
Surabaya. Sebanyak 120 karyawan bekerja di tiga perusahaan tersebut. Selain itu, sebagai wujud rasa syukur, tahun lalu dia menghajikan 13 anggota keluarga besarnya, termasuk anaknya. Sedekah tetap mereka jalankan karena mereka merasa bahwa kekayaan yang mereka miliki berkat dari sedekah 1 juta dulu, cadangan uang satu-satunya yang mereka miliki. Tidak mudah bagi siapapun
menyedekahkan uang yang baginya sangat berarti, sangat diandalkan bagi kelangsungan
hidup usaha dan tempat bernaungnya termasuk kelanjutan sekolah anak-anaknya.
Tapi itulah rezeki Imam Syafi'i, seseorang yang telah melakukan sedekah terbaik yang mereka punyai, yang telah mengangkat harkat dan martabat keluarganya yang tadinya miskin dan kini telah
berubah drastis. Rezeki itu memacu cepat perkembangan usahanya. subhanalloh.....
Semoga hati kita tergerak untuk selalu bersedekah...
Aamiin...
biasanya mendapat untung hanya rata-rata Rp 10.000 setiap hari. Suatu hari, di bulan Januari 2007, setelah mendengarkan tausiyah dari seoraqng ustadz tentang keutamaan sedekah, dia dan istriya tergerak hati untuk menyedekahkan seluruh uang tabungan yang mereka miliki, yaitu hanya Rp 1 juta.
Uang tersebut rencananya akan digunakan untuk membayar kontrakan rumah, rekening listrik, biAya sekolah anaknya dan lain-lainnya. Akan tetapi akhirnya dengan penuh keyakinan mereka menyedekahkan seluruh uang tersebut. Uang yang bagi mereka sangat besar dan
sangat berarti karena menyangkut kepastian hidup bernaung dan sekolah anak-anaknya juga.
Satu minggu berlalu, tidak ada jawaban apa-apa terhadap sedekah yang mereka keluarkan. Dua bulan
kemudian, mereka mulai goyah dengan keyakinannya tentang sedekah. Sebab uang tersebut
merupakan cadangan satu-satunya yang mereka punyai untuk berbagai keperluan rumah tangganya.
Istrinya sempat ingin meminjam uang kepada tetangga, namun suaminya melarangnya."Kalaupun kita
diusir dari rumah kontrakan gara-gara sedekah, mengapa kita tidak mengadu kepada Alloh bu?."Begitu kata suaminya. Benar saja, tidak berapa lama kemudian, pedagang nasi itu ditunjuk sebagai Koordinator catering korban lumpur Lapindo. Setiap hari dia mendapat order Rp 30 juta. Apabila mengambil untung 5 % saja, dalam dua bulan mereka sudah mendapat untung Rp 90
juta.! "Sejak saat itulah kami merasa rejeki kami terus mengalitr. Kami yakin ini juga
berkat doa santri-santri Al Qur'an yang turut kami santuni," kata Imam Syafi'i. Bulan Nopember 2007,
pedagang nasi itu telah menandatangani kontrak Rp 20 Milyar yakni untuk menyediakan catering dari
Group Bakrie. Kini dalam waktu setahun mereka telah berkembang menjadi tiga perusahaan yaitu PT.Diana (catering), PT.Kurnia (perusahaan lata catering) dan PT.Prakoso (supplier produksi
catering). Usaha catering mereka bahkan ditabelkan sebagai terbesar kedua di
Surabaya. Sebanyak 120 karyawan bekerja di tiga perusahaan tersebut. Selain itu, sebagai wujud rasa syukur, tahun lalu dia menghajikan 13 anggota keluarga besarnya, termasuk anaknya. Sedekah tetap mereka jalankan karena mereka merasa bahwa kekayaan yang mereka miliki berkat dari sedekah 1 juta dulu, cadangan uang satu-satunya yang mereka miliki. Tidak mudah bagi siapapun
menyedekahkan uang yang baginya sangat berarti, sangat diandalkan bagi kelangsungan
hidup usaha dan tempat bernaungnya termasuk kelanjutan sekolah anak-anaknya.
Tapi itulah rezeki Imam Syafi'i, seseorang yang telah melakukan sedekah terbaik yang mereka punyai, yang telah mengangkat harkat dan martabat keluarganya yang tadinya miskin dan kini telah
berubah drastis. Rezeki itu memacu cepat perkembangan usahanya. subhanalloh.....
Semoga hati kita tergerak untuk selalu bersedekah...
Aamiin...
0 komentar: